Beranda

Kamis, 28 Juni 2012

Jasad Syuhada Tak Membusuk

Muhammad bin Ka’ab Al-Quradhi mengatakan, “Aku menemui Umar bin Abdul Aziz ketika ia telah menjadi khilifah. Tubuhnya kurus dan warna kulitnya pucat. Padahal setahuku, ketika ia menjadi pemimpin kami di Madinah dulu, tubuhnya bagus dan cukup gemuk. Lantas, aku memandangnya lekat-lekat, hampir aku tidak berkedip. Maka, ia bertanya, ‘Wahai Ibnu Ka’ab, kenapa engkau memandangku seolah-olah engkau belum pernah melihatku?’ ‘Aku heran dengan Anda,’ jawabku. Ia bertanya lagi, ‘Apa yang engkau herankan?’ ‘Tubuh Anda yang kurus dan warna kulit Anda yang pucat,’ jawabku. Ia pun berkata, ‘Andai engkau melihatku di dalam kubur setelah tiga hari dimakamkan, ketika mataku meleleh hingga menyentuh tulang pipiku, hidung dan mulutku dipenuhi ulat dan nanah, pasti engkau lebih tak percaya ketimbang hari ini’.” Seolah-olah Umar bin Abdul Aziz ingin menggambarkan apa yang dialami mayat pada tiga hari pertama di dalam kubur seperti perubahan fisik dan digerogotinya tubuh oleh pasukan larva.
Ilmu kedokteran telah mampu mendeteksi proses-proses pembusukan mayat (degradasi organisme) di dalam kubur, sejak ruh meninggalkan tubuh hingga tubuh berubah menjadi gas, cairan, dan amonia. Namun, mata kita akan terbelalakkan menyaksikan keagungan Allah Ta'ala yang ditetapkan kepada hamba-hamba pilihan-Nya.
Secara runtut, buku memaparkan bagaimana tentara Allah yang bernama mikroba ini menjalankan tugas super besar, meski bentuk mereka super kecil, dalam membusukkan jasad manusia. Namun, di hadapan jasad syuhada, seakan-akan tentara tak kasat mata ini bertekuk lutut, atas ijin Allah, tak mampu berbuat apa-apa. Jasad mereka tetap utuh dan segar bugar, meski telah berpuluh-puluh tahun terkubur di tanah. Allahu akbar, jasad mereka tak membusuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar